Bekerja di sebuah kota besar, jauh dari rumah dan keluarga memang selalu menyimpan cerita unik dan pengalaman tersendiri.
Iya, ter-sendiri... xD
Sebelumnya, aku belum pernah yang namanya tinggal di kost-kostan, hidup bertetangga dengan orang-orang baru, dimana toilet, dapur serta tempat jemuran digunakan sebagai fasilitas bersama.
Aku juga belum pernah punya Ibu Kost sebelumnya (ya iyalah, kan pertama ngekost!). Dari legenda-legenda yang pernah aku dengar tentang ke-galak-an seorang Ibu Kost, setelah hari ini aku yakin bahwa ternyata legenda-legenda itu memang bukan hanya sebatas isapan cerpen belaka. They are exist!
Kalau Ibu Kost ku, dia seorang wanita berusia sekitar 60-an tahun, etnis Tionghoa, disiplin, perfeksionis dan sangat mengedepankan kebersihan.
Dia bisa merasakan sebutir debu berukuran sepersekian nanometer yang dia injak saat melintas di depan kamarku, atau setitik air yang lupa dilap di teras jemuran. Dia juga mempermasalahkan rambut-rambut jatuh yang terjebak di saluran air lantai kamar mandi. Dan yang paling luar biasa adalah, hanya dengan mendengar suara frekuensi kloset-disiram-air dari lantai bawah, dia bisa mengetahui siapa yang sedang berada di dalam toilet, karena katanya, style menyiram kloset kami berbeda-beda.
Ah, di dalam toilet pun harus behave saat menyiram kloset. lol
Dia kadang berkomentar tanpa ampun, tetapi dengan cara manusiawi sehingga para penghuni kost tetap hidup dalam damai.
Pada suatu malam, hanya aku penghuni yang stay di kostan. Saat keluar kamar, aku mendapati Ibu Kost sedang termenung sendirian di teras berhiaskan jejeran jemuran yang masih basah. Aku mendekat dan menyapanya, lalu obrolan panjang pun tak terelakkan.
Ah, ternyata Ibu Kost ku yang super strict ini nyambung diajak gibah xD
Dia menceritakan semua kisah yang bisa dia ceritakan. Mulai dari awal mula merintis usaha kost-kostan, masa-masa sulit saat tidak ada uang dan harus meminjam ke saudara, cerita pilu saat anak kost paling setianya ternyata hamil (yang ini sambil nunjuk orangnya langsung yang kebetulan sedang lewat di depan gang), juga pengalaman saat kedatangan calon penghuni yang tidak sesuai dengan nalarnya.
"Nuna, masa itu anak gadis bilang, bu boleh ngajak pacar nginap disini kan?" woyy xD
"Saya bilangi... Itu orang tuamu di kampung setengah mati cari uang bayarkan sekolahmu, tapi kau malah rusak-rusak dirimu disini..."
Dialek dan ekspresinya yang khas membuatku ngakak tak terkontrol dalam hati, sambil manggut-manggut setuju dengan tindakannya. Benar... seperti inilah seharusnya karakter seluruh ibu-ibu kost yang ada di muka bumi... Melindungi moral anak bangsa.
Aku kagum dan mulai sayang sama Ibu Kost ini, semua peraturan ketat yang dia buat semata-mata demi kebaikan bersama. Dan tenyata tidak sulit mengambil hatinya, hanya dengan menjadi pendengar yang baik malam itu, hari-hari selanjutnya dia menjadi lebih ramah dari sebelumnya. Yaa tetapi tetap, tidak boleh ada pasir di depan kamar.
Sekian tentang Ibu Kost andalanku <3
Berikut aku share potret-potret kehidupanku selama nge-kost.
Selama ada isi dompet dan bisa masak, semua akan aman-aman saja dan segalanya menjadi kesenangan tersendiri.
Iya, ter-sendiri~
Ini waktu unboxing barang-barang di hari pertama. Dibantuin pindahan sama adek Nurul, teman kantor hoho |
Kamarku~ Rp. 500ribu perbulan (sudah termasuk air) + sewa kasur 15ribu belum termasuk voucher listrik, sampah, dan biaya kebersihan bulanan. |
Kitchen Set |
Ini punya Kak Ame, aku sempat cobain dikit. Sejenis micin dari jamur khusus vegetarian. Makanan jadi lezat. Tapi aku cari label halalnya kok ga ada!? |
Olive oil biar tetap sehat dong~ Belum ada rice cooker xD |
Menu andalan Anak Kost HQQ |
Ngga sengaja banget jatuhin telor ke lantai xD ini diplester aman kan? haha |
Kadang niat masak, kadang beli, kadang pasrah. |
Siang-siang panas ga ada AC, makan Ice Cream pun jadi. |