Masih rangkaian cerita NYIFF 2018 bersama teman-teman Kirana Nusantara di Taiwan, kini tibalah saatnya untuk pulang ke Tanah Air.
Seperti kata pepatah, yang entah siapa yang mematahkan(?), "Pantang pulang sebelum melihat Landmark".
Dengan modal niat dan nekat, with only cash sekadarnya, hanya NT$ 500 (Rp. 250.000) kuberanikan diri untuk pergi ke Taipei, ibu kota negara Taiwan, demi memotret gedung Taipei 101, Mantan Gedung Tertinggi di Dunia sebelum Burj Khalifa dibangunkan.
Yap, tiket pesawatku berbeda dengan tiket teman-teman yang lain, mereka flight siang, sedangkan aku sendiri (((sendiri))) flight malam ke Singapura.
Seperti kata pepatah, yang entah siapa yang mematahkan(?), "Pantang pulang sebelum melihat Landmark".
Dengan modal niat dan nekat, with only cash sekadarnya, hanya NT$ 500 (Rp. 250.000) kuberanikan diri untuk pergi ke Taipei, ibu kota negara Taiwan, demi memotret gedung Taipei 101, Mantan Gedung Tertinggi di Dunia sebelum Burj Khalifa dibangunkan.
Yap, tiket pesawatku berbeda dengan tiket teman-teman yang lain, mereka flight siang, sedangkan aku sendiri (((sendiri))) flight malam ke Singapura.
Taipei 101 |
Jadi, aku cuss ke Taipei dari Airport Terminal 2 Bandara Taoyuan yang berjarak sekitar 51 km. Aku menggunakan MRT tipe Express Train Headway yang jarak tempuhnya memakan waktu 50 menit untuk tiba di Taipei Main Station.
Aku benar-benar nervous, takut kesasar dan terlambat untuk kembali ke Airport. Saat itu menunjukkan pukul 15.00, sedangkan aku sudah harus ada di gate sebelum pukul 19.40~ Jadi, biar selamat, aku harus ada di bandara lagi pukul 19.00 teng.
Sebelum berangkat, aku udah hitung estimasi waktu yang bisa kuhabiskan untuk selfie di Taipei:
- Airport Terminal 2 Bandara Taoyuan --> Taipei Main Station = 50 menit (tambah lari-larinya, menunggunya, aku bulatkan jadi 1 jam)
- Taipei Main Station --> Taipei 101/ WTC Station = 15 menit (kubulatkan jadi 20 menit)
- Perjalanan kesananya 80 menit
- Dikali dua jadi, 80 menit x 2 = 160 menit = 2,6 Jam
Berangkat pukul 15.00
Wajib tiba kembali di bandara pukul 19.00
Total waktu = 4 Jam
Perjalanan = 2,6 Jam
Sisa waktu = 1,4 jam
Jadi, waktu yang aku punya untuk mengeksplor Kota Taipei hanya 1,4 jam, itupun kalau tidak pake bingung dan kesasar. Berarti kalau aku start pukul 15.00, harusnya udah tiba disana pukul...?
Setelah menitipkan koper dan handcarry di loker penitipan barang (kalo tidak salah ingat NT$ 70 pertiga jam) aku pun berjalan cepat menuju stasiun bandara. Yang paling kusyukuri adalah, semua petunjuk dan informasi mengenai arah dan jalur transportasi terpampang sangat jelas, selalu ada translasi English di sebelah tulisan-tulisan Cina yang, I had no idea.
Perjalanan di atas MRT cukup nyaman, lumayan ramai dan Alhamdulillah dapat seat buat duduk di samping jendela, sampai lupa foto pemandangan di luar, saking menikmatinya. (Sebenarnya tidak lupa, hanya saja rasanya makin nervous, fokus, bershalawat, takut hilang kwkwk)
Nah, jadi yang di atas ini adalah dua tiket pulang yang aku jepret tepat di depan Taipei 101. Yang warna ungu itu tiket MRT jalur Airport Terminal 2 Bandara Taoyuan - Taipei Main Station, harganya NT$ 150, sedangkan yang biru adalah tiket jalur Taipei Main Station - Taipei 101/Word Trade Center Station harganya cuma NT$ 25. Jadi total biaya tiket MRT yang perlu disediakan untuk mencapai gedung Taipei 101 dari bandara Taoyuan adalah NT$ 175 (Rp. 80.000,-).
dan, akhirnyaaaa! Tadaaaa ini diaaaa ^0^
50% ke-nervous-anku berakhir sudah, kutengok jam tangan sembari menayakan ulang pertanyaan yang tadi. "kalau aku start pukul 15.00, harus udah tiba disana pukul?"
Hal-hal yang aku saksikan jelas selama di Taiwan adalah :
Sisa waktu = 1,4 jam
Jadi, waktu yang aku punya untuk mengeksplor Kota Taipei hanya 1,4 jam, itupun kalau tidak pake bingung dan kesasar. Berarti kalau aku start pukul 15.00, harusnya udah tiba disana pukul...?
Perjalanan di atas MRT cukup nyaman, lumayan ramai dan Alhamdulillah dapat seat buat duduk di samping jendela, sampai lupa foto pemandangan di luar, saking menikmatinya. (Sebenarnya tidak lupa, hanya saja rasanya makin nervous, fokus, bershalawat, takut hilang kwkwk)
Ini adalah mesin untuk membeli tiket MRT sekali jalan, "Keren banget yah, canggih!" -Turis Katro |
Nah, jadi yang di atas ini adalah dua tiket pulang yang aku jepret tepat di depan Taipei 101. Yang warna ungu itu tiket MRT jalur Airport Terminal 2 Bandara Taoyuan - Taipei Main Station, harganya NT$ 150, sedangkan yang biru adalah tiket jalur Taipei Main Station - Taipei 101/Word Trade Center Station harganya cuma NT$ 25. Jadi total biaya tiket MRT yang perlu disediakan untuk mencapai gedung Taipei 101 dari bandara Taoyuan adalah NT$ 175 (Rp. 80.000,-).
Satu hal: Perjalanan dari sini ke sananya cukup jauh ternyata, stasiunnya sangat luas, aku sempat khawatir telah salah perhitungan akan waktu, pengen ngitung ulang, tapi nanti malah jadi fix ketinggalan pesawat. :v Jadi harus setengah berlari, rasanya capek, haus, tegang, berharap ada yang kukenal, berharap bertemu mantanku, Dao Ming Si ~~~ lalalalll
Kufoto setiap sign, agar menjadi jejak, petunjuk untukku pulang ~ sebuah puisi. |
dan, akhirnyaaaa! Tadaaaa ini diaaaa ^0^
TAIPEI 101 WORLD TRADE CENTER |
50% ke-nervous-anku berakhir sudah, kutengok jam tangan sembari menayakan ulang pertanyaan yang tadi. "kalau aku start pukul 15.00, harus udah tiba disana pukul?"
Hmm... Jam sudah menunjukkan pukul 16.35. Berarti waktu yang telah kuperhitungkan tadi sudah meleset, meski telah kulebih-lebihkan. Harusnya aku tiba di Taipei 101 pukul 16.20, tetapi molor 15 menit. Itu berarti waktuku tidak boleh lebih dari satu jam untuk bersantai di tempat ini.
Akupun sejenak menarik nafas, berfikir positif, berusaha menikmati keadaan di depan mata, kukeluarkan kamera dan kujepret pusat kota Taipei yang megah ini~
Taipei 101 dari depan |
Taipei 101 dari bawah |
Taipei 101 dari agak jauhan dikit |
Bekal roti :3 #LowBudgetTaveller |
Makasih Mba Taiwanese yang udah fotoin <3 |
Hal-hal yang aku saksikan jelas selama di Taiwan adalah :
- Penduduk lokalnya sangat ramah kepada wisatawan, kadang ada yang murah senyum bikin berasa lagi di negeri sendiri.
- Ada kejadian waktu di bandara, aku kebingungan nyari arah buat ke skytrain, eh tiba-tiba disapa seorang bapak tua. Beliau bertanya (dalam bahasa Inggris) apa saya perlu bantuan? Terus saya nanya deh, kalau mau naik skytrain harus lewat mana? si Bapak yang tadinya ada di dalam barisan antrian panjang rela-relain keluar demi nolongin aku dong :'( Dia ngasih tasnya ke (mungkin) anak perempuannya, kemudian sibuk nyari petunjuk dan bantu nanyain ke security ... Terharu.
- Di Taiwan, aku tidak melihat satupun wanita yang berhijab, (kecuali teman se-kontingen) TIDAK SATUPUN. Jadi kalau lagi jalan sendirian berasa jadi satu-satunya wanita berhijab di dunia.
- [Kalau udah ingat yang lainnya lagi, aku update]
Lanjut~
Aku tidak punya kuota internet selama di Taipei, jadi hanya mengandalkan Wi-Fi publik yang untunglah ada dimana-mana. Aku duduk-duduk santai ala turis, menikmati view kota, kadang minta tolong orang buat fotoin :3, sesekali jalan agak jauhan biar Taipei 101 terlihat semua, upload-upload video snap di instastory sambil chattingan dan ngabarin Orang Tua di rumah (yang honestly, mereka ngga tahu kalau aku sedang sebatang kara di Taipei. kwkwk)
Terlalu asyik foto-foto, selfie-selfie dan jalan-jalan di sekitar gedung Taipei 101, aku ngga sadar kalau ternyata sudah lewat satu jam aku disana...
Terlalu asyik foto-foto, selfie-selfie dan jalan-jalan di sekitar gedung Taipei 101, aku ngga sadar kalau ternyata sudah lewat satu jam aku disana...
KUTENGOK JAM, SUDAH PUKUL 6 KURANG 15 MENIT MASAA!!!
Tanpa berpikir apapun lagi, aku mengecek barang bawaan dengan cepat, memastikan passport, tiket pesawat, tiket MRT, dompet dan handphone lengkap di dalam tas, kemudian berjalan sekencang-kencangnya menuju stasiun kereta.
"Hikss, terlambat.... ya Allah, hamba terlambaaat" Jeritku dalam hati.
Aku terus berjalan dengan kecepatan maksimal dan konstan, pengen lari tapi ngga enak jadi pusat perhatian, nanti malah kehabisan tenaga terus pingsan, atau kepeleset :(
Mukaku udah bareface tak sedikitpun make up yang tersisa, jilbab sutak tegak paripurna, baju berantakan, keringatan, leher encok nengok sana sini nyari arah tanpa henti, kaki pegal khanmaeen... Ekspresi wajah jangan dibayangkan. Rasanya aku terlihat seperti TKW yang habis dianiaya majikan, yang lagi buru-buru kabur ke kampung halaman...
Setengah berlari, akhirnya aku naik ke kereta pertama. Aku udah ngga mau liat jam lagi, perhitunganku akan estimasi waktu sudah tidak berguna (yaelah emang dari awal pergi hitungannya udah salah, balada siswi langganan remedial fisika waktu SMA), saat ini aku hanya butuh keajaiban, semoga kereta cepat ini melaju lebih kencang dari biasanya.
Sepanjang jalan aku hanya terduduk pasrah sambil liatin papan rute ini. Dalam hati udah kehabisan doa, yang ada hanya bisa bertasbih, "TURUN DI BL, TURUN DI BL WARNANYA BIRU, TURUN DI BL!" berulang kali. Takut kelewat. WOY kwkwkw
"Hikss, terlambat.... ya Allah, hamba terlambaaat" Jeritku dalam hati.
Aku terus berjalan dengan kecepatan maksimal dan konstan, pengen lari tapi ngga enak jadi pusat perhatian, nanti malah kehabisan tenaga terus pingsan, atau kepeleset :(
Mukaku udah bareface tak sedikitpun make up yang tersisa, jilbab sutak tegak paripurna, baju berantakan, keringatan, leher encok nengok sana sini nyari arah tanpa henti, kaki pegal khanmaeen... Ekspresi wajah jangan dibayangkan. Rasanya aku terlihat seperti TKW yang habis dianiaya majikan, yang lagi buru-buru kabur ke kampung halaman...
Setengah berlari, akhirnya aku naik ke kereta pertama. Aku udah ngga mau liat jam lagi, perhitunganku akan estimasi waktu sudah tidak berguna (yaelah emang dari awal pergi hitungannya udah salah, balada siswi langganan remedial fisika waktu SMA), saat ini aku hanya butuh keajaiban, semoga kereta cepat ini melaju lebih kencang dari biasanya.
Rute Taipei 101 Station (R03) ke Taipei Main Station (R10) |
Sepanjang jalan aku hanya terduduk pasrah sambil liatin papan rute ini. Dalam hati udah kehabisan doa, yang ada hanya bisa bertasbih, "TURUN DI BL, TURUN DI BL WARNANYA BIRU, TURUN DI BL!" berulang kali. Takut kelewat. WOY kwkwkw
Sesampainya di Taipei Main Station, aku kembali berjalan sekuat tenaga, setengah melayang(?), mencari petunjuk, mengingat-ingat arah. Yang kuingat hanyalah, jaraknya akan jauh, Nuna... terus berjalan... teruslah berjalan~~~ Pesawatmu, menunggumu~
Tak terlalu lama, akhirnya aku tiba di depan pintu tunggu kereta menuju Stasiun Airport Terminal 2. Lega rasanya. Paling tidak, 50 menit lagi sudah di bandara. Lari-lariannya di bandara saja nanti, biar kayak di filem-filem~
Ga ada cermin toilet, jendela kereta pun jadi~ |
Aku naik ke kereta, tapi tidak kebagian tempat duduk yang dekat, kaki udah terlalu gemetaran untuk ukuran berjalan di atas kereta berjalan buat nyari kursi kosong. Alhasil harus berdiri di depan pintu, sambil meluk tiang. Terima kasih Tiang.
Di atas kereta, tiba-tiba naik seorang penumpang laki-laki muda berparas Tenggara berdiri di arah 45 derajat. Eh kami bertemu mata dan... Dia menyapaku~
"Alhamdulillah, masih terlihat seperi manusia" batinku.
"Mba dari Indonesia ya?" (mungkin masnya langsung yakin karena liat jaketku ada tulisan Indonesia-nya terikat di pinggang)
"Iya mas, mas juga?" (gue pake nanya, yaiyalah bambank)
"Iya mba, saya dari Jawa, mba sendiri?"
"Saya dari Sulawesi mas, hehe.. "
"Oh, jauhyaa.. Sendirian aja mba?
"Iya, tapi temenku nungguin di bandara." (padahal ngga ada, tetap waspada kwkwk)
mas tinggal disini?"
"Iya mba, disini kerja udah hampir dua tahun"
"wah, berarti udah bisa bahasa sini yaa?"
"Hehe, Iya mba, bisa dikit-dikit"
...
Kemudian hening sejenak... kami berdua melihat pemandangan ke luar jendela kereta. Hari semakin gelap... Hamparan lampu-lampu kota yang indah terlihat dari ketinggian. Ayunan kereta menciptakan suasana terasa menjadi lebih dramatis. Lalu masnya berkata lagi,
"Sekarang jalur keretanya udah bagus, udah cepet sampainya, dulu lama dan jauh stasiunnya"
"Oh gitu ya mas, syukurlah yaa..."
"Iya mba, hehehe"
Keretapun berhenti, ternyata masnya turun di stasiun ini.
"Oke, saya duluan ya mba, hati-hati..."
"Iya mas, makasih" Kataku sambil melambaikan tangan.
...
Drama Korea pun berakhir, aku sebatang kara lagi. berdiri, menahan letih~
Sesampainya di Stasiun Bandara Taoyuan...
Aku berlari dengan kecepatan medium di atas sepasang kaki yang lelah ini sambil menyusun rencana dalam kepala, sembari merealisasikannya :
Pertama, melesat bak roket ke toilet! Aku sesegera mungkin menyelesaikan urusan pertoiletan, mencuci muka dan tak lupa gosok gigi. Ini perjalanan malam yang panjang. Harus fresh!
Kedua, mengambil koper di loker penitipan barang. Selesai!
Ketiga, Check In. Alhamdulillah bisa check in di menit-menit terakhir sebelum konternya tutup, udah sepi jadi ngga antri. Pen nangis, Mamaa anakmu pulang~~ x'D
Setelah semuanya beres, akupun segera berjalan menuju Gate A1. Tadinya niat jalan nyantai gitu, aku pikir gatenya bakalan dekat, kan Gate A1, sudah A, nomor 1 pulak hmm~ Tapi tapi, makin kesini gate sign-nya makin menjauh, lol. Pas aku cek, Subhanallah, Gatenya ada di ujung! Paling akhir~ JAUH PAKE BANGET! Duh, tau gini kan aku buru-buru dari awal... Sekarang saatnya mengeluakan kekuatan super. Berlari dengan kecepatan penuh. xD
Kalau ada yang bertanya, "Dari Taiwan kok kurusan?" Nanti tinggal ta share link postingan ini. kwkwkw
Kalau ada yang bertanya, "Dari Taiwan kok kurusan?" Nanti tinggal ta share link postingan ini. kwkwkw
Sesampainya di Gate...
Pelajaran keras hari ini, jangan meremehkan jadwal penerbangan pesawat. Udah tahu kalau penerbangan internasional itu harus cepat-cepat, udah tahu kalau bandara sini itu luas, udah tahu kalau waktunya sempit... tapi masih nekat ke Taipei dulu...
TAPI... Aku tidak menyesal, karena... AKU SAMPAI DI GATE TEPAT WAKTU :')
Aku tiba dimana semua penumpang sudah berdiri dari kursinya dan berjalan masuk ke dalam pesawat. Dengan perasaan lega disertai napas ngos-ngosan yang sudah tidak bisa kusembunyikan lagi, aku berjalan memasuki gate dan langsung menuju ke pintu pesawat. Pengen cepat-cepat duduk dan bersandar. Literally tired, pengen tidur. Huhu!
Akhirnya tiba di kursiku. Perasaan lega luar biasa seakan menghapuskan kelelahan atas kehectic-an hari ini dalam sekejap. Aku memasang sabuk pengaman, memeluk bantal leher, And you know what~ Aku udah ngga ingat apa-apa lagi setelah itu. Aku langsung tertidur dalam damai, dan terbangun saat pesawatnya mendarat di Bandara Changi, Singapura pukul 01.00 dini hari.
Well, itulah kisah menegangkan tak terlupakan yang kualami saat trip ke Taipei. Very short getaway tapi bisa menghasilkan tulisan sepanjang ini. Hehehe~ Semoga menjadi tips (HOW TO REACH TAIPEI 101) dan peringatan(?) yang berguna bagi siapapun yang membaca. Aku akan melanjutkan cerita Solo Trip ku di Singapura di postingan selanjutnya yaa!
See you ^^
Pelajaran keras hari ini, jangan meremehkan jadwal penerbangan pesawat. Udah tahu kalau penerbangan internasional itu harus cepat-cepat, udah tahu kalau bandara sini itu luas, udah tahu kalau waktunya sempit... tapi masih nekat ke Taipei dulu...
TAPI... Aku tidak menyesal, karena... AKU SAMPAI DI GATE TEPAT WAKTU :')
Aku tiba dimana semua penumpang sudah berdiri dari kursinya dan berjalan masuk ke dalam pesawat. Dengan perasaan lega disertai napas ngos-ngosan yang sudah tidak bisa kusembunyikan lagi, aku berjalan memasuki gate dan langsung menuju ke pintu pesawat. Pengen cepat-cepat duduk dan bersandar. Literally tired, pengen tidur. Huhu!
Akhirnya tiba di kursiku. Perasaan lega luar biasa seakan menghapuskan kelelahan atas kehectic-an hari ini dalam sekejap. Aku memasang sabuk pengaman, memeluk bantal leher, And you know what~ Aku udah ngga ingat apa-apa lagi setelah itu. Aku langsung tertidur dalam damai, dan terbangun saat pesawatnya mendarat di Bandara Changi, Singapura pukul 01.00 dini hari.
Well, itulah kisah menegangkan tak terlupakan yang kualami saat trip ke Taipei. Very short getaway tapi bisa menghasilkan tulisan sepanjang ini. Hehehe~ Semoga menjadi tips (HOW TO REACH TAIPEI 101) dan peringatan(?) yang berguna bagi siapapun yang membaca. Aku akan melanjutkan cerita Solo Trip ku di Singapura di postingan selanjutnya yaa!
See you ^^
Menegangkan yaah xD
ReplyDeleteTulisannya bagus. Bisa membuat pembaca berimajinasi dengan keadaan yg sedang terjadi pd saat itu.
Ditunggu tulisan selanjutnya :)
Tulisannya bagus, sampe degdegan bacanya ahahaha
ReplyDeleteKu tunggu cerita selanjutnya bosque