salted dreams sugary sea

Wednesday, 23 April 2014

Lolos ke Program Impian, SSEAYP

Menangis haru...

Tidak sanggup berkata-kata saat kulihat nama dan fotoku berada di urutan pertama di layar slide pengumuman peserta program SSEAYP tahun ini.


Saat itu menunjukkan pukul 01.30 AM, aku sengaja tidak tidur karena tidak ingin ketiduran selama-lamanya lalu melewatkan pengumuman yang sangat penting ini. 

Ini seleksi PPAN kedua ku. Kutepati janjiku untuk mendaftar lagi, janji akan berjuang habis-habisan jika ada kuota SSEAYP puteri tahun 2014.

Perjalananku sampai disini tidaklah mudah.
Aku sudah mempersiapkan dan menunggu hari ini sejak dua tahun yang lalu. Seleksi tahun lalu mungkin terkesan masih coba-coba, tetapi tahun ini... 

Aku sampai merasa akan sakit ginjal, gara-gara fokus siang malam untuk mempersiapkan seleksi ini agar maksimal.

---

Malam itu, aku buru-buru login ke Facebook karena tahu pengumuman kuota program PPAN untuk Sulawesi Barat tahun 2014 sudah rilis di akun resmi PCMI Sulbar.

Dan seketika, betapa panasnya jiwa ini terbakar ambisi xD
Doa tahap pertamaku diijabah, kuota SSEAYP putri ADA untuk tahun ini. 

Ya Allah. Takdirkanlah... Takdirkanlah~
Benar! Sejak saat itu, tidurku tak pernah nyenyak lagi. 

Yang ada di dalam pikiranku hanya... Aku harus menjadi pemudi yang beruntung itu. Aku tidak boleh gagal kali ini. Aku sangat ingin ke Jepang.

"Tuhaann kabulkanlahhh~~ " Doaku dalam setiap hembusan nafasku.

Hari berikutnya adalah hari-hari tersibuk bagiku. Aku hanya punya waktu satu bulan untuk bersiap. Karena itu, aku kesampingkan aktivitas-aktivitas lain dan mulai menyibukkan diri dengan belajar, mengisi otak, mempercerdas diri dan tentu saja, membersihkan hati.

Aku memulainya dengan mengunjungi Museum Mandar di dekat rumahku untuk mencari inspirasi. Dan tak lama, yeah, sesuatu yang brilliant benar saja merasuki otakku yang memang sedang haus ide ini. (untung bukan dirasuki hantu museum)

Kuambil kamera dan aku mulai memotret seluruh... SEMUAAA benda-benda dalam museum itu tanpa terkecuali. Aku mendapat ide untuk membuat sebuah katalog Museum Mandar Majene berbentuk buku, untuk khusus aku tampilkan di seleksi nanti sebagai hasil karya bertema kebudayaan. Wow. Aku sangat bersemangat untuk ini. Penjaga Museum sampai keheranan melihatku memotret semua benda-benda kuno itu, yang tentu saja sudah mendapat izin sebelumnya. Pasti bapak itu mengira saya seorang Sejarawan. Hehehe

Tuntas menyisir setengah gedung, aku mulai sadar kalau ini benar-benar pekerjaan yang berat untuk dikerjakan sendirian oleh gadis lugu(?) sepertiku. Aku penasaran, apakah ada orang-orang lain lagi di luar sana yang melakukan hal ini juga? Memotret benda seukuran koin kuno sampai yang sebesar dokar kuno. Benar-benar melelahkan, tapi tak apalah, demi ke Jepang.

Karena kulakukan tanpa sesi istirahat, aku berhasil menuntaskan gedung Museum Mandar Majene dalam waktu 3 jam, serta tambahan setengah jam untuk mengeceknya lagi. Mataku berkunang-kunang, jemari encok tiada tara, betis mati rasa, leher kaku, badan bau museum, kehausan, tetapi gembiraaa xD Ini hal terkeren yang pernah aku lakukan dengan kameraku sejauh ini. Alhamdulillah.

Selanjutnya adalah bagian terberat. Aku mengedit seluruh foto-foto benda-benda museum itu, dan mendesainya menjadi buku dengan menggunakan Photoshop. Untunglah di setiap benda yang kufoto dilengkapi caption, jadi aku tidak kesulitan untuk mengelompokkan dan mencantumkan keterangannya.

Covernya~

Desain katalong Museum Mandar Majene berhasil aku selesaikan dalam 2 minggu. Aku puas dengan hasilnya, aku yakin ini satu-satunya katalog Museum Mandar dengan content paling lengkap. Hanya dengan membuka-buka lembaran isinya, seolah akan berada di dalam museum. Yapp. Itulah misi pembuatan katalog ini.

Selain mempersiapkan katalog museum sebagai hasil karya fisik, aku juga sempat membuka hati untuk belajar menari tradisional dari Youtube. Lol
Namum karena merasa ini toh tidak akan maksimal, aku menyerah xD dan memilih untuk mengasah saja gerakan Karate ku, yang akan lebih masuk akal jika itu saja yang kutampilkan. Yah, aku harus menjadi diri sendiri di seleksi. Aku seorang karateka, jadi tidak perlu berusaha menjadi seorang penari. Kwkwk

Karena aku tahu kalau program PPAN itu banyak nyanyi-nyanyinya, aku pun memutuskan untuk menyanyi (lagi) di seleksi. Kali ini aku mempersiapkan lagu Mandar yang berjudul 'Pulo Karangpuang". 

Liriknya yang ini,

Di pulo Karangpuang... Mula sita ta... Mula sipake sara...
Di litaq Manakkarra... Menjari saqbi dua ate sipake...
Di litaq na Mamuju... Mottong sarau... Ulamung di ateu

Artinya: 
Di Pulau Karangpuang, awal kita bertemu, awal kita saling suka (kayaknya)
Di tanah Manakkarra, menjadi saksi dua hati saling mencintai.
Di tanah Mamuju, tertinggal perasaanku, kutanam di hatiku.

Yap. Semuanya aku persiapkan dengan rapi dan segila mungkin. 
Ini demi impianku ke Jepang, tetapi tentu saja tujuanku bukan hanya sampai disitu.

Bisa mewakili negara sendiri ke ajang internasional adalah prestasi tak ternilai.
Memakai lambang Garuda di dada adalah tujuanku sejak awal mula berkiprah di dunia karate, berharap jika suatu saat nanti aku akan lolos ke kejuaraan internasional dan memakai jaket merah berlambang Garuda, lalu bernyanyi...

"Garuda di dadaku... Garuda kebanggaanku... Kuyakin hari ini pasti menaaaang!"

Tapi impian itu pupus dimakan waktu. Jangankan ke ajang AKF atau WKF, lolos ke PON saja aku tidak pernah. T^T

Jadi kupikir, mungkin memakai Garuda bukan disini rejekinya. Bukan sebagai duta olahraga, bukan sebagai atlet karate. 

Tetapi di dunia lain~

Clan Kacipo 2014 - After Culture & Art Performance Session

Dalam waktu beberapa detik, kilatan-kilatan ingatan tentang perjuangan dan kerja kerasku selama persiapan seleksi, muncul di depan mataku yang berair malam itu. 

Aku menangis sambil dikeroyok pelukan demi pelukan oleh teman-teman seperjuanganku di seleksi. 

AKU KE SSEAYP. AKHIRNYA AKU AKAN KE JEPANG! 

Terima kasih ya Allah... Terima kasih Mama Papa :')

Circle check beberapa saat sebelum pengumuman

Jadi untuk tahun ini, ada 4 program lainnya yang juga dimenangkan oleh teman-teman seperjuanganku di seleksi PPAN tahun lalu. Jadi kami adalah manusia-manusia yang pernah kalah, tetapi bangkit dan mencoba lagi.
Mereka adalah Aries untuk program IKYEP, Cici untuk ICYEP, Ratih untuk IMYEP, dan Fitrah untuk ASVI. 

Nuna untuk SSEAYP ~
The 41st Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Programme 2014. 

Ini beberapa detik setelah pengumuman program SSEAYP.
(Aku yang di tengah)
Ceritanya mau sujud syukur, tapi keburu digebuk, ya sudah berpelukan saja :}



Saatnya berjuang lebih keras lagi!

Custom Post Signature